Innovation Ecosystem dan 3 Resiko yang Harus Diperhatikan

By | December 8, 2016

Innovation

Inovasi, selain memerlukan upaya individu ataupun organisasi secara mandiri, tidak akan dapat berkembang ataupun tersebar secara efektif apabila tidak didukung oleh lingkungan ataupun ekosistem. Sebuah artikel yang ditulis oleh Ron Adner pada Harvard Business Review, “Match Your Innovation Strategy to Your Innovation Ecosystem” menjelaskan secara singkat bagaimana strategi inovasi yang berkesinambungan perlu dibarengi dengan ekosistem yang mendukung keberlangsungan inovasi tersebut.

Dicontohkan inovasi berupa High Definition Television (HDTV). Perangkat HDTV sudah siap untuk diluncurkan ke publik pada awal tahun 1990-an, tetapi perkembangan teknologi ini tidak diimbangi dengan elemen-elemen pendukung lainnya. Teknologi seperti signal compression dan standar penyiaran bagi siaran HD belum berkembang pada saat itu, dan yang terjadi adalah pionir-pionir dari teknologi ini harus menunggu untuk elemen-elemen pendukung itu siap dan tentu saja pesaing pun memanfaatkan waktu tunggu ini untuk menyaingi sang perusahaan pionir, menghilangkan keunggulan sebagai yang pertama menawarkan produk ini (First-mover advantage).

Lalu bagaimana sebaiknya perusahaan menyikapi hal ini?

Innovation ecosystem, yang didefinisikan sebagai kolaborasi dimana perusahaan mengkombinasikan keunggulan dan kemampuan masing-masing untuk menciptakan solusi yang koheren dan berguna bagi konsumen, disebutkan memiliki tiga jenis resiko mendasar: resiko inisiatif (initiative risks), resiko interdependensi (interdependence risks), dan resiko integrasi (integration risks).

Dalam menyikapi tiga jenis resiko tersebut, Adner memberikan gagasan berupa framework mengenai strategi yang menjamin keberlangsungan sebuah inovasi.

a. Resiko inisiatif (initiative risks), adalah resiko yang berkaitan dengan ketidak-familiar-an terhadap sebuah proyek. Ia menyarankan bagi pengembang ataupun inovator untuk dapat mengevaluasi kelayakan produk itu sendiri, bagaimana keunggulannya bagi konsumen, bagaimana kompetisi yang ada, rantai supply (supply chain) yang tepat, dan kualitas dari tim pengembang sendiri.

b. Resiko interdependensi (interdependence risks), adalah ketidakpastian yang berkaitan dengan koordiasi antar elemen-elemen inovator. Menyikapi resiko ini, diskusi dan evaluasi dengan tiap stakeholder baik berupa rekanan, badan regulator, ataupun instansi terkait lainnya menjadi hal yang esensial. Penting untuk dapat memastikan bahwa setiap pihak memiliki kesiapan untuk mendukung inovasi yang dikembangkan, karena apabila ada salahsatu pihak saja yang tidak siap, hasilnya tidak akan maksimal.

c. Resiko integrasi (integration risks), adalah ketidakpastian yang berkaitan dengan proses integrasi sebuah inovasi dalam value chain. Dalam banyak kasus, sebuah inovasi tidak dapat secara langsung dinikmati oleh end-user ketika hal itu diluncurkan. Inovasi yang berupa produk fisik, seringkali harus berhadapan dengan rantai distribusi yang harus dipersiapkan sejak awal, termasuk kesiapan pihak-pihak yang berhadapan langsung dengan end-user dalam menawarkan produk baru tersebut. Dicontohkan ban pintar dari Michelin yang dapat mendeteksi kondisi ban dan menginformasikan apabila perbaikan dan penggantian ban sudah diperlukan. Michelin mulai mengembangkan produk ini di tahun 1992, dan diperkenalkan ke konsumen pada tahun 1997. Tetapi ketika diluncurkan, tidak ada konsumen yang bisa menggunakannya, karena ban ini harus terhubung ke sistem elektronik di kendaraan dan diperlukan penambahan indikator di dashboard mobil untuk bisa menampilkan informasi yang dikirimkan ban pintar ini, hal ini memerlukan kerjasama dengan pabrikan mobil dan biasanya diperlukan 3-4 tahun untuk produsen mobil meluncurkan sebuah desain kendaraan baru.

Tiga resiko diatas adalah resiko-resiko yang berkaitan dengan ekosistem atau lingkungan pendukung dari sebuah inovasi yang perlu diperhatikan bagi siapapun yang berniat mengembangkan hal baru untuk menjamin bahwa produknya akan bisa menjadi sukses dan digunakan oleh banyak orang.

Sumber gambar: https://pixabay.com/en/lightbulb-bulb-light-idea-energy-1875247/