Jalan-Jalan ke Usa Shrine

By | April 24, 2014

Assalamu’alaikum wr. wb.,

Setelah sebelumnya ke kebun strawberry di Usa, perjalanan kami pun berlanjut ke Usa Shrine (宇佐神宮) yg merupakan salah satu kuil terbesar di Kyushu. Seperti kuil-kuil Shinto lainnya di Jepang, di Usa Shrine ini pun terdiri dari beberapa bangunan yang berfungsi sebagai tempat melakukan ritual-ritual keagamaan selain bangunan kuil utama yg terletak di paling atas di komplek kuil ini.

Ketika kita sampai selepas tempat parkir kita akan disambut oleh deretan toko-toko yg menjual oleh-oleh dan makanan khas, karena kebetulan waktu itu kami belum makan (walaupun sudah makan banyak stroberi sebelumnya) dan waktunya sudah siang jadi ya mampir dulu lah kita di salah satu warung makan diantara deretan itu. Warung/restoran ini memiliki desain yang amat khas Jepang tradisional, kebetulan karena saat itu sedang hari biasa, jadi di kuil itu pun tidak terlalu ramai pengunjung, kata salah satu teman sih kalau pas tahun baru bakalan ramai banget orang-orang yang berdoa di kuil itu menyambut tahun baru.

Di resto itu karena cari yang halal saya pun pesan nasi kepiting (カニご飯) yg sounds halal. Ketika datang wuah keliatannya enak banget, dengan nasi yang berwarna kecoklat-coklatan sudah expect rasanya bakalan kaya nasi goreng kepiting nih, apalagi kepitingnya disajikan setengah badan utuh dengan cangkang dan gunting pembukanya, wuih enak banget kelihatannya. Tapi ternyata rasanya biasa bahkan cenderung aneh, haha. Mungkin untuk orang yang suka sajian kepiting akan suka dengan bumbunya yang minim jadi rasa kepitingnya sangat terasa, tapi berhubung saya tidak terlalu suka kepiting, ya gitu deh 😛

kanigohan

Selesai makan kami pun melanjutkan ke dalam komplek kuil, wuih kita langsung disambut dengan gerbang kuil yang megah, berlanjut kedalamnya, ada jembatan yang menyebrangi semacam parit ataupun sungai kecil yang mengelilingi kuil itu. Dan menariknya di parit atau sungai kecil itu benar-benar berisi macam-macam hewan, mulai dari bebek, sampe ikan-ikan yg ukurannya besar-besar, tinggal buaya aja nih yang nggak ada kata salah satu temen bercanda saat itu.

Setelah lanjut terus kita akan menemui gerbang lagi yang lebih kecil, nah kalo diluarnya itu ada semacam bak yang berisi gayung dan berfungsi utk membersihkan diri sebelum masuk kuil, mungkin seperti wudhu-nya org muslim gitu kali ya. Sampai di dalam benar-benar terasa suasana yang amat tenang, teduh sejuk dan sepi, benar-benar nyaman dan damai, setelah berjalan lanjut kami pun menaiki tangga yang naik ke belakang komplek itu, jadi kalau dilihat sebenarnya komplek ini seperti bukit kecil dengan pusat kuil ada di belakang salah satu ditempat paling tinggi dibukit itu. Setelah naik tangga sampai kuil inti itu kita disambut dengan bangunan yang benar-benar wuih keren, tenang dan nyaman, di depannya pun ada omikuji (おみくじ) yaitu semacam kertas ramalan Jepang yang biasa ada di kuil-kuil di Jepang dan kita bisa ambil kertas yang dilipat dan dibaca lalu diartikan tulisan didalamnya, nah berhubung kita-kita saat itu skill nihongo-nya pas-pasan dan yang tertulis disitu pun banyak menggunakan istilah-istilah yang cukup rumit akhirnya kita pun minta bantuan suami Prof. Alcantara, Prof. Park untuk membantu mengartikan tulisan di kertas yg didapat anak-anak, hehe.

usa-shrine

Satu lagi hal yang sangat berkesan dari kunjungan singkat ke Usa shrine ini adalah bahwa di kuil ini, seperti di tempat-tempat ataupun public area lain di Jepang, memiliki fasilitas yang sangat nyaman bagi penyandang disabilitas. Seperti diceritakan sebelumnya, untuk mencapai dalam kuil ini, terdapat banyak anak tangga yang naik keatas, tetapi disamping jalur biasa yang menaiki anak-anak tangga itu terdapat jalur lain yang melintas mengelilingi kuil itu yang dapat menjangkau tempat-tempat yang sama dengan yang dapat dicapai melalui jalur biasa tapi tanpa adanya anak tangga, jalur tersebut memang ditujukan khusus untuk pengguna kursi roda ataupun orang lanjut usia yang sudah tidak terlalu kuat untuk menaiki anak-anak tangga yang banyak jumlahnya, benar-benar fasilitas yang juga seharusnya ada di area-area publik ataupun tempat-tempat wisata di Indonesia.

Kami di sana sampai kira-kira pukul 5 sore, dan kami pun lalu pulang dan mendarat di kota kecil tercinta, Beppu, dengan selamat 😀

P.S. Untuk melihat foto-foto lengkapnya silakan cek di sini.